tulisan berjalan

Jumat, 31 Desember 2010

R136a1, Bintang Terbesar Sejagat Raya

� Sekelompok astronom asal Inggris berhasil mendeteksi sebuah bintang yang paling besar yang pernah dilihat manusia. Bintang raksasa itu memiliki ukuran 265 kali lipat lebih besar dibanding Matahari kita.
http://news.bbcimg.co.uk/media/images/48437000/gif/_48437119_sun_and_star_464.gif

Saking besarnya, bintang itu dapat mengubah teori tentang bagaimana proses lahirnya bintang. Bahkan diperkirakan, saat lahir ia mencapai ukuran 320 kali Matahari.

Sebelum ini, menggunakan model yang digunakan oleh peneliti, diketahui bahwa ukuran maksimal bintang adalah 150 kali lipat dibanding Matahari kita. Apapun yang berukuran di atas itu terlalu sulit untuk terbentuk menjadi bintang.

Namun, dikutip dari BBC, Paul Crowther, astronom asal University of Sheffield, Inggris, setelah mengamati gambar-gambar yang ditangkap oleh Very Large Telescope di Chile dan teleskop ruang angkasa Hubble, menemukan bintang yang melampaui ukuran maksimal itu.

Selain jauh lebih besar dibanding Matahari, R136a1, bintang yang  jaraknya 165 ribu tahun cahaya dari Bumi itu juga sama terangnya dengan 10 juta buah Matahari kita.

“Sebagai gambaran, perbandingan cahaya antara bintang ini dengan Matahari di tata surya kita adalah seperti membandingkan sinar Matahari dengan Bulan purnama,” kata Crowther.

Diperkirakan, suhu di permukaan bintang itu mencapai sekitar 50 ribu derajat Celsius, hampir delapan kali lebih panas dibanding Maharari.

Crowther menyebutkan, hal yang lebih penting dari penemuan bintang raksasa itu adalah memberikan keyakinan pada manusia bahwa kemungkinan besar masih ada bintang-bintang sangat raksasa seperti R136a1 di jagat raya.


Sumber :
teknologi.vivanews.com

Malam Tahun Baru Akan Diguyur Hujan Meteor Quadrantids

� Jika tak mendung apalagi hujan, langit malam tahun baru 2011 bakal menjadi layar pertunjukan bagi empat hujan meteor sekaligus. Hujan meteor Quadrantids akan berlangsung mulai 1 hingga 5 Januari mendatang. Tiga hujan meteor lainnya beraksi hingga 20 Januari.
http://image.tempointeraktif.com/?id=57233
Ilustrasi

Astronom dari Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat, Evan Irawan Akbar mengatakan, hujan meteor Quadrantids akan terlihat di langit sebelah timur laut. Dari garis horison, ketinggiannya sekitar 30 derajat. “Seluruh dunia termasuk Indonesia bisa menyaksikannya,” kata Evan.

Waktu terbaik menyaksikan hujan meteor Quadrantids antara pukul 01.00 hingga subuh. Pada 1-3, dan 5 Januari, diperkirakan bakal melesat 15 meteor per jam. Sedangkan pada malam puncak 4 Januari, ada 40-an meteor yang terlihat setiap jamnya. “Tapi masa puncak itu singkat, hanya 3 jam dari pukul satu dinihari,” ujarnya.

Hujan meteor Quadrantids kali ini memang tidak sederas hujan meteor lainnya. Alasannya, kata Evan, lintasan bumi berada agak jauh dari gumpalan asteroid atau komet yang menyebarkan partikelnya itu dan terlihat sebagai hujan meteor di bumi. “Ibarat mobil, bumi tidak melintas di tengah tapi di pinggir jalan,” katanya.

Bersamaan dengan hujan meteor Quadrantids, tiga hujan meteor lainnya turun secara acak. Titik arah datang tiga hujan meteor yang belum diketahui namanya itu, ujar dia, bisa datang dari mana saja. Frekuensinya relatif kecil, sekitar 10 meteor per jam.

Pengalamannya tahun lalu, seluruh keindahan hujan cahaya langit di awal tahun itu bisa disaksikan dari kampus Institut Teknologi Bandung dengan mata telanjang. Observatorium Bosscha sendiri tidak akan memantau dan merekamnya karena masalah teknis. “Selain terhalang pepohononan, teropong Bosscha dirancang untuk mengamati langit selatan,” katanya.


Sumber :
tempointeraktif.com

arema indonesia