tulisan berjalan

Jumat, 04 Februari 2011

Gen "Panjang Umur"

Sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat mengklaim telah menemukan gen yang 'bertanggung jawab' pada umur panjang manusia. Akurasi penemuan ini mencapai 77 persen.

Dikutip dari laman The Telegraph 1 Juli 2010, tim peneliti asal Boston University melakukan penelitian terhadap seribu orang lebih yang berumur 100 tahun dan membandingkan dengan populasi umum.

Hasilnya, peneliti menemukan kesamaan DNA pada orang-orang yang bisa hidup panjang. Terlepas dari kondisi lingkungan dan sejarah kesehatan seseorang, gen ini mampu bekerja secara kompleks untuk memberikan usia panjang.

Peneliti yang dikepalai Professor Paola Sebastiani lalu menamai model unik genetika termasuk 150 variannya dengan sebutan single nucleotide polymorphisms (SNPs).

Peneliti pun menilai bahwa penemuan ini bisa digunakan generasi muda melalui proses treatment dan pencegahan dari ancaman penyakit. Gen ini memungkinkan hidup sampai 100 tahun terlepas dari apapun gaya hidup yang anda pilih.

Berdasarkan hipotesa bahwa orang yang sudah tua membawa varian gen tertentu ini, tim peneliti terus mengembangkan studi kepada manusia lanjut usia.

Penyakit tua yang kerap menyerang para kakek dan nenek ternyata 'tertunda' bagi mereka yang memiliki varian ini. Kesimpulannya, 150 varian gen ini juga bisa digunakan untuk memprediksi apakah seseorang bisa berumur sampai 90 atau bahkan lebih tua-dengan tingkat akurasi cukup tinggi.

Selain itu, tim juga menganalisa 19 kelompok genetik lainnya yang diduga menjadi 'karakter' 90 persen studi mengenai umur panjang.

Menurut mereka, perbedaan tanda genetik ini biasanya berkorelasi dengan penyakit tua seperti dementia dan hipertensi. Ini pun bisa membantu pengungkapan apakah seseorang masuk kelompok umur sangat sehat.

Penemuan ini bisa membantu pencegahan penyakit yang menyerang di usia senja termasuk menurunnya kemampuan tubuh. Meski demikian, Profesor Sebastiani menambahkan "Prediksi ini belum sempurna. Meski ini akan menyumbang kepada pengetahuan varian gen manusia, namun penelitian korelasi manusia dan lingkungan hidupnya masih minim. Misalnya, gaya hidup yang sangat penting kontribusinya agat manusia panjang umur."

Hasil penelitian ini dirilis di Journal Science.

SUSU = Kanker ?

Ada seorang ilmuwan yang menderita kanker payudara yaitu penyakit mematikan yang menyerang satu dari 12 wanita di Inggris. Ilmuwan tersebut telah merasakan penderitaan karena kehilangan satu payudara dan telah menjalani radioterapi.Dia menerima kemoterapi yang menyakitkan dan telah diperiksa oleh beberapa ahli spesialis yang paling terkemuka di Inggris. 

Untunglah, keinginan untuk hidup mendorongnya untuk menggali fakta-fakta, yang baru sedikit diketahui oleh sejumlah kecil ilmuwan pada waktu itu. Setiap orang yang berhubungan dengan kanker payudara akan tahu bahwa beberapa faktor resiko - seperti usia tua, menstruasi terlalu dini, menopause terlambat dan sejarah keluarga dengan kanker payudara, sungguh-sungguh tidak dapat kita cegah. Tetapi ada banyak faktor resiko lainnya yang dapat kita kendalikan dengan baik.

Faktor-faktor resiko yang ‘terkontrol’ ini dengan mudah terwujud dalam perubahan-perubahan sederhana yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari kita untuk mencegah atau mengobati kanker payudara. Petunjuk pertama dalam memahami penyebab berkembangnya kanker payudara didapat oleh ilmuwan tersebut pada saat ia mendapatkan ramuan dari cina yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

“Mengapa wanita-wanita di Cina tidak terkena kanker payudara?”
Penyakit ini boleh dikatakan tidak terdapat di seluruh negeri Cina. Hanya 10.000 wanita di Cina meninggal karena penyakit ini, dibandingkan dengan persentase menakutkan bahwa satu di antara 12 wanita di Inggris meninggal dunia karena penyakit ini, dan bahkan angka ini lebih mengerikan lagi menjadi rata-rata satu di antara 10 wanita di sebagian besar negara-negara Barat. Hal ini bukanlah karena Cina merupakan negeri yang lebih bersifat pedesaan, dan tidak banyak terkena polusi perkotaan. Di daerah Hong Kong yang padat, persentase meningkat menjadi 34 di antara 10.000 wanita, namun toh masih jauh lebih sedikit daripada di Barat.

Kota-kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang juga memiliki persentase yang hampir sama dengan Cina. Padahal kedua kota ini telah diserang dengan senjata nuklir, sehingga selain kanker yang berhubungan dengan polusi, kita dapat memperkirakan adanya kasus-kasus kanker yang terkait dengan radiasi.

Kesimpulan yang dapat statistik ini sungguh mengejutkan. Apabila seorang wanita Barat pindah ke kota industri Hiroshima yang telah teradiasi, resiko terkena kanker payudara ini dapat menjadi satu berbanding dua. Tentu saja hal ini tidak masuk akal. Ilmuwan ini merasa yakin bahwa ada sebuah faktor gaya hidup yang bukan terkait dengan polusi, urbanisasi atau lingkungan hidup yang nyata-nyata telah meningkatkan kemungkinan wanita Barat terkena kanker payudara.

Penyebab perbedaan besar dalam persentase kanker payudara antara negara-negara Timur dan Barat bukanlah karena faktor genetika. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa apabila orang Cina atau Jepang pindah ke Barat, dalam satu atau dua generasi persentase kanker payudara mereka mendekati persentase dari penduduk negara di mana mereka tinggal.

Hal yang sama terjadi apabila orang-orang Timur sepenuhnya meniru gaya hidup Barat di Hong Kong. Sesungguhnya, nama populer yang disebutkan orang di Cina bagi kanker payudara adalah ‘Penyakit Wanita Kaya’. Ini disebabkan bahwa di Cina, hanya orang-orang kaya yang dapat menikmati apa yang disebut sebagai ‘Makanan Hong Kong’.
Orang-orang Cina menggambarkan semua makanan Barat, termasuk semua kudapan dari es krim dan coklat sampai spaghetti dan keju, sebagai ‘Makanan Hong Kong’ karena hanya terdapat di bekas koloni Inggris dan dulu jarang ada di daratan Cina.

Jadi yang menyebabkan kanker payudara dan banyaknya penderita penyakit tersebut hampir dipastikan berasal dari sesuatu yang berhubungan dengan gaya hidup Barat. Angka ini juga besar bagi para pria. Banyak data tentang kanker prostat juga sampai pada kesimpulan yang sama.
Menurut angka dari WHO, jumlah pria yang terkena kanker prostat di Cina pedesaan hampir tidak ada, hanya 0,5 pria di antara 100.000. Namun demikian di Inggris, Skotlandia dan Wales, angka ini 70 kali lebih tinggi. Seperti kanker payudara, penyakit ini merupakan penyakit kalangan menengah dan terutama menyerang kelompok-kelompok sosial yang lebih kaya dan mempunyai kehidupan sosial-ekonomi yang lebih tinggi, yaitu mereka yang dapat menikmati makanan yang bergizi tinggi.

Para peneliti pada tahun 1980-an telah menemukan bahwa hanya 14% kalori di hidangan Cina terdiri atas lemak, dibandingkan dengan hampir 36% di Barat. Tetapi makanan yang telah disantap oleh ilmuwan tersebut selama bertahun-tahun sebelum terkena kanker payudara ini sangat rendah lemak dan berserat tinggi. Sebagai ilmuwan dia tahu bahwa asupan lemak pada orang dewasa tidak menunjukkan peningkatan resiko kanker payudara dalam sebagian besar investigasi yang telah dilakukan pada kelompok-kelompok besar wanita selama dua belas tahun.
“Orang-orang Cina tidak makan produk dari susu!”

Banyak orang Cina yang tidak dapat mencernakan susu dengan baik, susu hanya untuk bayi, tidak ada orang Cina yang hidup secara tradisional, yang menggunakan susu sapi atau produk dari susu untuk memberi makan kepada bayinya. Dalam adat istiadat mereka, mereka menggunakan inang penyusu tetapi tidak pernah produk dari susu.

Secara budaya, orang-orang Cina menganggap gaya Barat kita yang sangat menyukai susu dan produk dari susu sebagai sesuatu yang sangat aneh. susu adalah salah satu penyebab umum alergi makanan . Sekitar 70% penduduk dunia tidak dapat mencernakan gula susu, laktosa, sehingga para ahli gizi berpendapat bahwa kondisi ini normal bagi orang dewasa, dan bukan merupakan sebuah defisiensi (kekurangan). Mungkin alam berusaha mengatakan kepada kita bahwa kita telah mengkonsumsi makanan yang salah.

Sebelum dia terkena kanker payudara untuk pertama kali, dia telah makan banyak produk dari susu, seperti susu tanpa lemak, keju rendah lemak dan yoghurt. Dia menggunakannya sebagai sumber protein yang utama. Dia juga makan daging cincang sapi yang tidak berlemak, mungkin sering berasal dari sapi perahan.

Yoghurt telah terlibat dalam kanker ovarium (indung telur) .
Dr Daniel Cramer dari Unversitas Harvard telah meneliti ratusan wanita penderita kanker indung telur dan telah mencatat dengan rinci apa yang biasa mereka makan. hentikan yoghurt tetapi semua produk dari susu, saat ini juga. Keju, mentega dan yoghurt serta semua makanan yang mengandung susu
Betapa mengherankan bahwa begitu banyak produk termasuk sup buatan, biskuit dan kue mengandung susu. Bahkan banyak merek margarin yang dijual dengan bahan dari minyak kedelai, minyak bunga matahari atau minyak zaitun dapat mengandung produk susu Kemudian ilmuwan ini menghapuskan produk-produk dari susu. Beberapa hari kemudian benjolan itu mulai mengecil.

Sekitar dua minggu setelah seri kemoterapinya yang kedua dan seminggu setelah tidak mengkonsumsi produk dari susu, benjolan di lehernya mulai terasa gatal. Kemudian benjolan itu melunak dan mengecil. Garis di alat pengukur, yang tadinya tidak menunjukkan perubahan, sekarang menunjuk ke bawah setelah tumor itu menjadi kecil dan mengecil lagi.

Sekitar enam minggu setelah tidak mengkonsumsi produk-produk susu, tidak ditemukannya lagi benjolan. Ternyata tidak seorangpun dari dokter-dokter yang memperkirakan bahwa seseorang dengan jenis dan stadium kanker (yang jelas-jelas sudah menyebar ke sistem getah bening) dapat bertahan hidup, apalagi begitu sehat dan gembira.

Sangat sulit bagi kita, untuk menerima bahwa sebuah zat yang begitu ‘alami’ seperti susu dapat berdampak begitu mencelakakan bagi kesehatan. Tetapi ini merupakan bukti hidup bahwa hal itu benar-benar terjadi.

arema indonesia